Kegiatan Pengabdian Masyarakat UMB di Penang, Malaysia
Penang, Malaysia – Stroke merupakan salah satu penyebab utama kematian di Indonesia, termasuk di kalangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang bekerja di luar negeri. Gaya hidup tidak sehat, tekanan kerja yang tinggi, serta akses terbatas terhadap layanan kesehatan membuat para pekerja migran menjadi kelompok yang sangat rentan.
Menjawab tantangan ini, Universitas Mercu Buana (UMB) melalui program International Joint Community Services bekerja sama dengan PERMAI Penang meluncurkan inisiatif bertajuk Empowering Indonesian Migrant Workers to Prevent and Manage Stroke through Personal Social Responsibility (PSR). Kegiatan ini berfokus pada peningkatan literasi kesehatan serta pencegahan stroke berbasis gotong royong. Puncak acaranya berlangsung pada 4 dan 5 Mei 2025 di Pulau Penang, Malaysia.
Permai atau Pertubuhan Masyarakat Indonesia adalah sebuah NGO atau organisasi non-politik non-pemerintah yang bergerak di bidang sosial, pendidikan dan kebudayaan. Anggota atau Ahli PERMAI terdiri dari masyarakat Indonesia yang berdomisili di Malaysia antara lain pekerja, expatriat, dosen, guru, mahasiswa, dan pelajar.
Dr. Leila Mona Ganiem, Ketua Tim Pengabdian dari UMB mengatakan bahwa Personal Social Responsibility (PSR) atau Tanggung Jawab Sosial Pribadi merupakan pendekatan yang mendorong setiap individu untuk berkontribusi aktif dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan bersama. PSR bukan sekadar donasi, melainkan aksi nyata dalam berbagai bentuk: mulai dari menyumbang dana cek kesehatan, memberikan alat bantu stroke, berbagi informasi pola makan sehat, hingga menemani teman berobat atau memberi dukungan emosional.
“Melalui pendekatan PSR, kami ingin membangun kesadaran bahwa setiap orang bisa menjadi agen perubahan, bahkan tanpa latar belakang medis,” ujar Mona. Program ini meliputi pelatihan, edukasi interaktif, pembentukan duta kesehatan komunitas, dan penyebaran materi komunikasi berbasis budaya Indonesia.
Sebagai mitra lokal, PERMAI memainkan peran penting dalam menjangkau komunitas Indonesia lintas profesi—dari pekerja pabrik, pembantu rumah tangga, mahasiswa, hingga pengajar—untuk bersama-sama menciptakan budaya saling peduli dan saling bantu. Pendekatan ini sangat relevan mengingat data Legatum Prosperity Index mencatat Indonesia sebagai negara dengan tingkat partisipasi sosial dan kesukarelawanan tertinggi di Asia Pasifik.
Melalui kolaborasi ini, akademisi menerapkan semangat pengabdian pada masyarakat dengan melibatkan aktifitas lintas negara, memperkuat kompetensi komunikasi, empati, dan pemberdayaan masyarakat.
PSR bukan sekadar program kesehatan. Ini adalah gerakan sosial yang menumbuhkan solidaritas, harapan, dan aksi kolektif di tengah tantangan diaspora. Dengan semangat gotong royong, mari bersama cegah dan kelola stroke demi masa depan yang lebih sehat dan berdaya bagi para pahlawan devisa Indonesia di luar negeri (*)