Wibisono, Pengamat Militer
Oleh : Wibisono
Konflik terbaru antara Iran dan Israel bukan sekadar perang terbuka dua kekuatan regional, tetapi juga mencerminkan pertarungan panjang antara ideologi, pengaruh politik, dan kepentingan global. Serangan balasan, diplomasi militer, dan provokasi melalui proksi memperlihatkan betapa rapuhnya stabilitas di Timur Tengah.
Namun dalam gejolak ini, satu isu yang semestinya menjadi perhatian utama justru kembali terpinggirkan yaitu Palestina dan penderitaan rakyatnya.
Bagi Israel, Palestina kerap dipandang sebagai “ancaman keamanan” dan sumber instabilitas yang harus ditekan. Sejak pendudukan wilayah Palestina pasca-1948 dan perluasan permukiman ilegal di Tepi Barat, Israel menunjukkan pendekatan militeristik dan politik apartheid terhadap rakyat Palestina.
Operasi-operasi militer di Gaza, blokade ekonomi, serta pembatasan akses terhadap fasilitas dasar adalah bagian dari sistem penindasan struktural yang telah lama dikritik komunitas internasional.
Iran menginginkan kerja sama nuklir yang berkeadilan. Jika itu terwujud, Iran tidak akan keluar dari perjanjian pelucutan dan penyebaran senjata nuklir atau Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT). Iran menginginkan perlakuan yang serupa dengan negara-negara lain.
Demikian disampaikan oleh Duta Besar Iran untuk Indonesia Mohammad Boroujerdi dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (17/6/2025). Ia memberi taklimat media tentang perkembangan konflik antara Iran dan Israel.
Sebaliknya, Iran memposisikan diri sebagai “penjaga perlawanan” terhadap Israel dan pendukung perjuangan Palestina. Retorika pembelaan terhadap al-Quds (Yerusalem), dukungan terhadap Hamas dan Jihad Islam, serta penolakan terhadap eksistensi negara Israel digunakan untuk membangun legitimasi politik luar negeri dan memperkuat posisinya di kawasan. Namun, tidak sedikit pengamat yang menyebut bahwa solidaritas Iran terhadap Palestina bukan murni bersifat ideologis, melainkan juga strategis dan politis, untuk meneguhkan dominasi dalam poros perlawanan (axis of resistance).
Akankah perang ini akan menimbulkan perang dunia ke 3?, kalo melihat dari perkembangan terakhir Iran nampaknya serius akan memborbardir Israel dengan rudal rudal balistiknya, tidak menutup kemungkinan senjata nuklirnya akan di uji coba dalam perang ini.
Dimanakah peran PBB dalam menyikapi perang ini?, seperti PBB tidak berdaya terhadap pengaruh AS dan Israel, kedua negara ini tidak akan dapat dipisahkan dalam hubungan regionalnya.
Perang ini akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi dunia, terutama terkait ekonomi global yang gelap akan menyelimuti situasi dunia, apalagi terkait akan melambungnya harga minyak dan komoditas pangan lainnya.
*Penulis: pengamat militer dan pertahanan*